Media gumukmas, Jember - Jangan kaget jika melintas di kawasan kota Jember anda akan melihat penampilan abang becak lain dari sebelumnya. Dulu, tidak jarang kita melihat baju lusuh bahkan robek menempel di tubuh mereka.
Tapi sekarang, dengan campur tangan pemerintah daerah mereka akan di make over lebih matching, bukan hanya orangnya tapi juga kendaraannya (becak).
Hal itu terungkap pada Kongres Tukang Becak, yang digelar di Aula PB Sudirman, Minggu (16/12) pagi. Kongres ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya diadakan pada 2017 lalu.
Bupati Jember, dr. Hj. Faida, MMR mengatakan, acara ini digelar untuk mendata jumlah tukang becak, khususnya yang ada di perkotaan. Usai bertatap muka dengan para tukang becak, mereka memutuskan untuk tetap menekuni profesi tersebut.
Keputusan mereka mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Salah satu bentuknya adalah dengan mempercantik becak dan memberikan sejumlah bantuan kepada tukang becak untuk aktivitasnya sehari-hari.
"Kita dandani becak-becak ini dengan hiasan, lampu-lampu dan tempat penyimpanan barang. Selain juga kita kasih seragam, jas hujan, topi dan sepatu. Pastikan tukang becak tetap terlindungi dari hujan dan terik matahari," ujar bupati.
Menurutnya, 60 persen tukang becak di Jember usianya diatas 55 tahun. Secara otomatis, mereka masuk kategori lanjut usia dan diberi bantuan berupa beras rastrada 10 kilogram setiap bulannya.
"Kita data kesejahteraan ekonomi keluarganya, kalau mereka tinggal di rumah yang tidak layak tapi punya tanah, maka bisa langsung didaftarkan ke program bedah rumah tak layak huni," imbuhnya.
Faida menambahkan, bahwa sebanyak 1050 tukang becak diberi asuransi perlindungan kesehatan yang diambilkan dari biaya pemerintah daerah.
"Selama ini banyak tukang becak dan keluarganya sakit. Maka perlu di asuransikan karena tukang becak merupakan bagian penting dari pembangunan Kabupaten Jember," pungkasnya.
Open Comments Close Comments