Media gumukmas, JEMBER – Kebal, itu yang bisa dikatakan terhadap seseorang Ulu-Ulu bernama Sa’i (45) Warga Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember.
Pasalnya korban hanya mengalami memar saja dan tidak mengalami luka di sekujur tubuhnya saat dibacok rekan kerjanya yang bernama Nurhasan warga Desa Menampu Kecamatan Gumukmas.
Saat ini, korban pembacokan oleh sesama rekan kerjanya masih terbaring lemah di Puskesmas Gumukmas.
Ia berharap, pelaku pembacokan terhadap dirinya segera ditangkap polisi dan diadili secara hukum.Korban yang kesehariannya bekerja sebagai ulu-ulu (pegawai Irigasi Desa) tidak menyangka jika dirinya harus mengalami korban pembacokan.
Pasalnya dia merasa tidak mempunyai masalah apapun dengan pelaku.
Peristiwa diawali pelaku datang dan mendekati korban dan menanyakan keberadaan Sali yang merupakan rekan korban.
Pembacokan yang terjadi pada Minggu (9/6/19) malam lalu, menurut korban, dinilai salah sasaran.
“Saat saya berkunjung ke rumah pak Tupon, saya tidak mengerti apa salah saya tiba-tiba kok saya dibacok, sebetulnya yang dicari bukan saya tapi itu Sali wakil kerja saya,” kata Sa’i, saat ditemui di Puskesmas Gumukmas.
“Sali Nang ndi Sali, saya Jawab, sali ndek omah etan behne Saiki tak goleki ate tak bacok,(Sali di mana Sali,saya jawab,Sali di rumah timur, sekarang saya cari akan saya bacok), Karena mau bacok Sali Korban kaget dan balik bertanya, lha kenapa kok mau mbacok Sali kamu, dari pada bacok Sali, kamu bacok saya saja kenapa, ternyata beneran dia malayang cluritnya (membacok) kearah korban, ” kata korban.
“Tiba-tiba rambut saya dipegang dan dia langsung membacok saya bertubi-tubi di sekujur badan saya, pertama dia membacok bahu kemudian badan saya merata sambil membabi-buta hingga mata,” tambah Sa’i.
Sa’i mengungkapkan, jika saat dibacok korban mengaku merasa penglihatannya gelap hingga kemudian roboh dan tidak bisa berdiri, namun anehnya walaupun dibacok berkakali-kali, kulit korban tidak mengalami luka atau pun robek.
“Tidak robek hanya memar-memar berwarna merah saja, ada luka sedikit di bibir dan tangan, ” katanya.
“Saya pun tidak melawan ketika saya di bacok, jika saya mengerti Nurhasan akan membacok saya pasti saya siap, dan saya ketika itu tidak membawa senjata,” katanya lagi.
Korban berharap, pelaku segera ditemukan dan di proses secara hukum yang berlaku.
“Saya tetap tidak menerimakan atas perlakuannya, saya tetap akan saya tuntut masalahnya, karena saya merasa tidak bersalah,” ungkapnya.
Sementara itu istri korban Wina mengatakan, jika ia tidak terima atas musibah pembacokan yang di alami suaminya dan berharap pelaku yakni Nurhasan segera ditangkap.
“Secepatnya ketemu biar di hukum yang sesuai aturan hukum karena merasa takut kehilangan nyawa, ibaratnya orang Jawa utang beras nyaur beras, ” katanya.
Open Comments Close Comments