-->

10 Cara Jitu Menghadapi Juragan yang Cerewet dan Galak

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJs_EioS1GnD798EYDdVv-cVyAizCIWN3dOazBfpNRdiyavSafhNGT6BZxoSXrVBWvNYPsgWVoZJrVVsI98yiYiko5z2GFntYIxGppA2oPgkwL5Z6WbyKOUgp1cBCYqfAh4C1CCzHlfZ_o/s320/10-Tips-jitu-menghadapi-atasan-yang-cerewet.jpg
✍Media gumukmas/Tips
Ilustrasi: 10 Tips jitu menghadapi atasan yang cerewet.
Media gumukmas – Kalau umur sudah beranjak dewasa itu berarti waktunya untuk membantu orang tua. Apabila sudah memasuki dunia kerja, Anda tidak hanya perlu menyiapakan fisik saja. Tetapi Anda juga harus mempersiapkan mental yang kuat.

Betul sekali, Anda harus bisa jadi sosok yang tahan banting. Karena di tempat kerja, Anda akan menemui orang dengan berbagai karakter.
Tidak mungkin semuanya cocok dengan kepribadian Anda. Bisa jadi ada yang cuek, sombong, atau bahkan cerewet. Ini bukan sekadar dari rekan kerja, namun bisa pula majikan atau atasan Anda yang bersifat demikian.

Nah, bagi Anda yang punya juragan cerewet, sebaiknya Anda jangan terlalu frustasi. Mau tak mau, Anda harus bisa menerima kondisi tersebut. Jika memang merasa sulit, berikut beberapa cara elegan menghadapi atasan yang cerewet.

1. Tetapkan Batasan Waktu Saat Bercakap

Untuk menghadapi atasan yang cerewet, Anda tak perlu menunjukkan sikap tak suka secara langsung. Sebaliknya, Anda harus menggunakan taktik yang pintar.

Salah satu contohnya, dengan menetapkan batasan waktu saat bercakap dengannya. Katakan saja bahwa Anda hendak ada urusan penting sekitar 10 menit lagi. Dengan begitu Anda tak akan terjebak dalam pembicaraan tak berujung.

Atau cara lain, Anda bisa bertemu ketika atasan hendak pergi dari kantornya. Kira-kira 15 atau 20 menit sebelum itu, Anda temui dia dan bicarakan tentang kepentingan Anda. Sebab ia sedang bergegas untuk keluar, dijamin Anda tidak akan ditahan terlalu lama.

2. Tunjukan Bahasa Tubuh yang Mengartikan Anda Sibuk

Jika Anda tidak ahli dalam berbicara, maka gunakan bahasa tubuh untuk menghindari atasan yang terlalu cerewet.

Jadi, semisal nih Anda sedang bertemu dengan atasan di dalam ruangannya. Nah, Anda cobalah memperlihatkan bahasa tubuh yang nunjukin seolah-olah sedang sibuk.

Misalnya saja, saat memberikan berkas. Sebaiknya Anda cukup berdiri saja. Jikalau harus duduk, maka jangan membuat posisi yang terlalu nyaman. Seperti duduk menyender, itu mengartikan Anda ingin mengobrol lama.

Jika memang tidak terlalu penting, lebih baik Anda langsung berbicara ke intinya. Sebab bila Anda sudah terjebak dalam percapakan dengan orang cerewet, maka biasanya susah untuk mengakhirinya.

Apalagi dengan atasan sendiri, pastinya sungkan ya! Jadi lebih baik, sedari awal buatlah kesan bahwa Anda sedang sibuk.

3. Mengirim Pesan Lewat Email Bisa Jadi Alternatif

Tips berikutnya, Anda bisa mencoba metode pengiriman email untuk menyampaikan pesan atau mengirim tugas. Dengan menerapkan taktik ini, Anda tidak perlu lagi bertele-tele dengan atasan ataupun mendengar omelannya.

Selain itu, waktu Anda juga tidak terbuang sia-sia. Terdengar cukup menyenangkan, ya?

Namun demikian, bila kantor Anda tidak terbiasa menggunakan metode kirim email ke atasan, maka ya jangan digunakan! Ikuti saja aturan yang sudah berlaku.

Dan bila urusan itu penting, maka baiknya temui langsung atasan Anda. Tidak masalah kalaupun dia cerewet, yang terpenting Anda menjalankan tugas dengan baik.

4. Jangan Dilawan, Dengarkan Saja!

Jangan pernah berpikir untuk melawan atasan hanya karena Anda merasa kesal dengan sikap cerewetnya. Jika sampai itu Anda lakukan, maka dampaknya akan tidak baik. Bisa-bisa Anda malah dipecat lho karena dianggap nggak sopan.

Jadi solusi terbaik ya dibiarkan saja. Anggaplah cerewet itu sudah menjadi bagian dari diri atasan Anda. Suka tak suka Anda harus menerimanya, sebab Anda bekerja disana.

Setiap orang punya sifat berbeda-beda. Maka cobalah untuk beradaptasi. Dengan begitu, Anda tidak akan terlalu frustasi.

5. Jangan Ikutan Cerewet

Tips selanjutnya untuk menghadapi atasan cerewet yakni dengan tidak ikut-ikutan menjadi cerewet. Baik dalam kondisi apa pun, jangan pernah berteriak di depan atasan. Jangan mengikuti emosi sesaat, karena itu akan membuat Anda menyesal.

Bagaimanapun, Anda harus bisa bersikap profesional. Jika atasan cerewet, ya Anda hadapi secara sopan dan elegan. Jika tak perlu berbicara ya jangan banyak bicara. Selain itu, jangan sering-sering membantah.

Kecuali itu memang diperlukan. Ketika Anda hendak menjelaskan kebenaran, maka berbicara diharuskan! Bukan berarti cerewet, tapi bersikap tegas.

6. Jangan Biarkan Sikapnya Memengaruhi Kerjaan Anda

Menghadapi atasan yang cerewet memang cukup menganggu. Tapi sebisa mungkin jangan biarkan diri Anda terpengaruh olehnya.

Apalagi sampai merusak konsentrasi Anda dalam bekerja. Itu malah membuat kinerja Anda turun dan melambat.

Seburuk apapun perilakunya, cobalah untuk tetap bertahan. Selama itu tidak merugikan Anda, dan jika hanya sekedar cerewet saja maka tak perlu terlalu dipikirkan.

Anda tetaplah berhubungan baik dengan atasan lainnya dan para kolega. Tunjukkan profesionalitas Anda dan tetaplah bersemangat demi masa depan Anda.

7. Jaga Kepercayaan Diri Anda

Yang namanya atasan cerewet pastilah kerjaannya mengkiritik melulu. Mungkin terkadang ucapannya sedikit menyinggung dan menyakitkan. Tapi maknanya tak selalu begitu. Bisa saja ia hanya sekadar berbicara.

Oleh karenanya, Anda jangan mudah merasa sakit hati. Apalagi sampai minder.

Atasan Anda menegur itu bukan berarti kinerja Anda buruk. Mungkin ia tipe orang yang rewel dan selalu merasa kurang. Untuk menghadapinya Anda tak perlu gentar. Tetaplah percaya diri dengan kemampuan Anda!

Apabila Anda bersikap percaya diri, maka orang lain akan lebih segan dengan Anda. Sebaliknya jika Anda minder, itu membuat Anda semakin diinjak-injak.

Apa pun masalah yang sedang terjadi, entah itu yang berhubungan dengan kondisi perusahaan atau keteledoran Anda, cobalah menawarkan solusi.

Atasan Anda berteriak mungkin karena merasa frustasi. Bila memang Anda merasa memiliki solusi kreatif, cobalah mengajukan ide untuk pemecahan masalah.

Ya barangkali saja ide Anda itu diterima dan bisa menyelamatkan keadaan. Bukankan itu akan baik untuk meningkatkan image Anda? Dengan begitu, Anda juga akan memperoleh perhatian lebih dari atasan.

Kalaupun ide Anda ditolak, ya nggak apa-apa. Setidaknya Anda sudah berusaha dan menunjukkan bahwa Anda bukanlah pegawai yang pasif.

9. Ambil Sisi Baiknya, Yang Buruk Jangan Dimasukkan Hati

Ocehan, kritikan, atau ucapan apa pun dari atasan Anda, cobalah untuk menghadapinya dengan santai. Jangan terlalu dimasukkan ke hati.

Lebih baik dengarkan saja. Apabila kritikannya ada yang baik, maka terimalah sebagai masukan untuk membangun diri Anda. Namun, bila ada ucapan yang buruk ya anggap saja sebagai angin lalu.

Anda berusahalah menjadi pribadi yang berpikiran positif. Dengan begitu, Anda tidak akan mudah stres ataupun despresi. Bagaimanapun keadaan Anda sekarang, cobalah untuk menerimanya dan jangan lari dari kenyataan!

10. Coba Intropeksi Diri

Tips terakhir untuk menghadapi atasan yang cerewet yakni dengan melakukan intropeksi diri. Kira-kira apa penyebab atasan terus-menerus menegur?

Apa mungkin ada kekurangan dalam kinerja Anda? Ataukah Atasan Anda menginginkan hal tertentu? Coba deh, sesekali Anda evaluasi diri. Apakah Anda sudah bekerja dengan baik sesuai target?

Tak ada salahnya juga, Anda mencoba melihat kinerja pegawai lain sebagai pembanding. Dengan begitu, Anda bisa termotivasi dan memaksimalkan kemampuan diri.
Mungkin tips ini bisa menambahkan semangat anda untuk bekerja lebih giat lagi dan tidak terlalu jenuh dalam megahadapi juragan yang super cerewet. Intinya, Anda hanya perlu bertahan dan jangan pernah frustasi. Jika memang tindakan atasan Anda sudah keterluan, barulah Anda bisa mempertimbangkan untuk mencari juragan yang baru atau yang tidak terlalu cerewet dan galak.


Post Terkait:

Open Comments Close Comments

This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalise ads and to analyse traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn more